A. Paham Gaya Belajar Santrinya
Mungkin diantara para ustad-utadzah di TKA-TPA pernah menjumpai santri yang suka berlarian dikelas, banyak bicaranya dan ada juga santri yang diam pemurung, sehingga sering kita menganggapnya sebagai suatu masalah dalam proses pembelajaran. Perilaku santri seperti yang digambarkan diatas bukanlah sebuah masalah dalam proses pembelajaran bila para ustad-ustadzah memahami apa yang namanya gaya belajar santri. Karena gaya belajar santri tercermin dari perilaku santri sehari-hari dalam kegiatan pembelajaran.
Ada tiga gaya belajar yang dimiliki oleh para santri diantaranya ;- Gaya belajar visual
- Gaya belajar auditorial
- Gaya belajar kinestetik
1. Gaya belajar visual
Gaya belajar visual didalam menerima atau memproses informasi dengan cara melihat. Ciri-ciri anak yang memiliki gaya belajar visual diantaranya ;
- Selalu rapih dan teratur.
- kalau berbicara cepat
- Teliti dan detail.
- Mementingkan penampilan.
- Mengingat apa yang dilihat dari pada yang didengar.
- Tidak terganggu oleh keributan.
- Pembaca cepat dan tekun.
- Suka membaca.
- Suka mencoret-coret tanpa arti bila sedang berbicara atau mendengar
- Sering menjawab pertanyaan dengan singkat seperti ya dan tidak.
- Lebih suka memperagakan dari pada berbicara.
Gaya belajar auditorial yaitu belajar dengan cara mendengar seperti, mendengarkan ceramah, siaran Radio dan Radio kaset. Gaya belajar auditorial memiliki ciri-ciri seperti ;
- Mudah terganggu oleh keributan.
- Suka berbicara pada diri sendiri pada saat kerja
- Membaca dengan besuara
- Merasa sulit menulis tapi pandai bercerita.
- Umumnya bicaranya fasih
- Lebih mudah mengingat dari mendengar
- Suka bicara dan diskusi
Gaya belajar kinestetik yaitu belajar dengan cara bergerak, bekerja menyentuh bersifat ketrampilan tubuh. Ciri-ciri dari gaya belajar kinestetik adalah ;
- Berbicara perlahan.
- Merespon perhatian fisik
- Mencari perhatian dengan menyentuh.
- Berdiri dekat bila berbicara dengan orang lain.
- Banyak bergerak.
- Mengahafal dengan cara berjalan dan melihat.
- Tidak tahan duduk lama.
- Banyak menggunakan isyarat tubuh.
- Belajar mealui praktek.
Seorang guru TPA yang handal harus memahami gaya belajar santrinya, apakah memiliki gaya belajar visual, auditoril atau kinestetik sehingga didalam menjalankan proses pembelajaran dia akan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar santrinya.Bila para ustad-ustadzah menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan gaya belajar santrinya maka Insya Allah santri akan lebih cepat memahami materi pelajaran yang disampaiakannya.
B. MENGUASAI MATERI, SUASANA BELAJAR DAN KONDISI RUANGAN
1. Penguasaan Materi dan Cara PenyampaianB. MENGUASAI MATERI, SUASANA BELAJAR DAN KONDISI RUANGAN
Untuk mengetahui materi pembelajaran TKA/TPA secara semaksimal mungkin, hal ini sangat diperlukan dalam proses belajar mengajar.
Demikian pula dengan cara penyampaiannya, yang menyesuaikan dengan usia para santri.2. Menguasai Suasana Belajar
Suasana gaduh dalam kelas tentu sangat mengganggu, Terdapat beberapa trik agar tidak gaduh.
3. Menguasai Kondisi dalam Ruangan
C. KEMAMPUAN INTERAKTIF TERHADAP SANTRI
Keterampilan komunikasi ustadz
Kemampuan berkomunikasi ustadz/ustadzah, sangat diperlukan.
Melatih Keterampilan komunikasi santri
Ketrampilan komunikasi anak sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Pada usia pra sekolah, anak memerlukan suatu lingkungan yang mampu menstimuli ketrampilan komunikasinya. Taman Pendidikan Al Quran sebagai salah satu lembaga pendidikan non formal berperan penting dalam meningkatkan kemampuan ketrampilan komunikasi anak melalui program-program yang dirancangnya. Tingkat keterlibatan santri terhadap program-program yang ada pada TKA/TPA secara teoritis memiliki pengaruh terhadap kemampuan ketrampilan komunikasianak.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagaimana yang dinyatakan oleh Stewart L. Tubb dan Sylvia Moss yang menyatakan bahwa sifat komunikasi anak secara umum ada 2 macam: Pertama, Komunikasi Egosentris. Artinya, anak selalu berbahasa dengan bahasa yang selalu membuat pernyataan, bahkan perdebatan, alih-alih memberi alasan pernyataannya. Anak tersebut hampir tidak pernah bertanya pada dirinya, apakah ucapannya dimengerti. Baginya semua itu sudah jelas, karena ia sama sekali tidak memikirkan orang lain ketika ia berbicara. Kedua, Komunikasi Sosiosentrik. Artinya meliputi penyajian informasi kepada penerima dan dalam beberapa hal cara pandang penerima, ini lebih melibatkan penyandian sosial daripada penyandian nonsosial. Adapun dalam pola belajar berbicara, biasanya terdapat empat bentuk prabicara, yaitu menangis, berceloteh, isyarat, dan pengungkapan emosi.
C. MAMPU MENGIKAT HUBUNGAN BATHIN YANG ERAT DENGAN PARA SANTRINYASeorang ustadz-ustadzah TKA/TPA yang sangat disayangi oleh para santrinya, tentu lebih mudah memberikan materi. Ikatan hubungan batin dengan santrinya ini dapat diciptakan.D. MENELADANI PENDIDIK DALAM AL QUR’AN DAN HADITS
1. Rasulullah SAW
Mengkaji perjalanan hidup Rasulullah SAW adalah bagaikan mengarungi lautan yang tidak bertepi karena sangat luas, sangat kaya, dan sangat mencerahkan. Keluasan suri tauladan Muhammad SAW mencakup semua aspek hidup dan kehidupan. Perjalanan hidup pribadi, keluarga, bisnis, sosial, politik, militer, hukum, dan pendidikan Rasulullah SAW dengan disiplin leadership dan manajemen. Teritorial suri tauladan Rasulullah SAW tidak lagi di dalam masjid dan mushalla tetapi mulai keluar merambah manajemen pasar modal, perbankan, asuransi, sistem hukum, manajemen stratejik, pembiayaan ekspor-impor, sistem pendidikan, dan bidang-bidang kehidupan lainnya.
2. Para Nabi
3. Luqman Al Hakim
Satu-satunya manusia yang bukan nabi, bukan pula Rasul tapi kisah hidupnya diabadikan dalam Qur’an adalah Lukman Al Hakim. Kenapa, tak lain, karena hidupnya penuh hikmah. Suatu hari ia pernah menasehati anaknya tentang hidup.
“Anakku, jika makanan telah memenuhi perutmu, maka akan matilah pikiran dan kebijaksanaanmu. Semua anggota badanmu akan malas untuk melakukan badah, dan hilang pulalah ketulusan dan kebersihan hati. Padahal hanya dengan hati bersih manusia bisa menikmati lezatnya berdzikir.”
“Anakku, kalau sejak kecil engkau rajin belajar dan menuntut ilmu. Dewasa kelak engkau akan memetik buahnya dan menikmatinya.”
“Anakku, ikutlah engkau pada orang-orang yang sedang menggotong jenazah, jangan kau ikut orang-orang yang hendak pergi ke pesta pernikahan. Karena jenazah akan mengingatkan engkau pada kehidupan yang akan datang. Sedangkan pesta pernikahan akan membangkitkan nafsu duniamu.”
?”Anakku, aku sudah pernah memikul batu-batu besar, aku juga sudah mengangkat besi-besi berat. Tapi tidak pernah kurasakan sesuatu yang lebih berat daripada tangan yang buruk perangainya.”
“Anakku, aku sudah merasakan semua benda yang pahit. Tapi tidak pernah kurasakan yang lebih pahit dari kemiskinan dan kehinaan.”
“Anakku, aku sudah mengalami penderitaan dan bermacam kesusahan. Tetapi aku belum pernah merasakan penderitaan yang lebih susah daripada menanggung hutang.”
“Anakku, sepanjang hidupku aku berpegang pada delapan wasiat para nabi. Kalimat itu adalah:
1. Jika kau beribadah pada Allah, jagalah pikiranmu baik-baik.
2. Jika kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu.
3. Jika kau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu.
4. Jika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu.
5. Ingatlah Allah selalu.
6. Ingatlah maut yang akan menjemputmu
7. Lupakan budi baik yang kau kerjakan pada orang lain.
8. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.
2. Jika kau berada di rumah orang lain, maka jagalah pandanganmu.
3. Jika kau berada di tengah-tengah majelis, jagalah lidahmu.
4. Jika kau hadir dalam jamuan makan, jagalah perangaimu.
5. Ingatlah Allah selalu.
6. Ingatlah maut yang akan menjemputmu
7. Lupakan budi baik yang kau kerjakan pada orang lain.
8. Lupakan semua kesalahan orang lain terhadapmu.
DAFTAR PUSTAKA
1. Gaya Belajar, (Drs. Taufik Hidayat S.) http://www.lpptka-dki.or.id2. SEPTI IRAWATI, Pengaruh Program Play Group “Al-Fath” Kediri Terhadap Ketrampilan BerkomunikasiAnak. Institut Teknologi Bandung. http://digital.lib.itb.ac.id
3. Muhammad SAW, The Super Leader Super Manager, Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec , Penerbit: MQS Publishing.
4. http://www.dudung.net/index.php?naon=depan&action=detail&id=132&cat=2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar